Hindari! 4 Kesalahan Branding Bisnis Ini Agar Brand Dilirik!
Kamu pasti setuju kalau branding adalah salah satu kunci utama untuk menarik perhatian konsumen dan membangun reputasi bisnis. Tapi banyak bisnis, bahkan yang sudah mapan sekalipun, sering kali terjebak dalam kesalahan branding bisnis yang membuat mereka kehilangan peluang untuk berkembang. Apakah kamu salah satunya?
Mari kita bahas 4 kesalahan branding bisnis yang paling umum dan bagaimana cara menghindarinya agar brand kamu lebih menonjol di pasar dan sukses meningkatkan revenue. Simak artikel ini sampai habis ya!
Table of Contents
ToggleApa Saja Kesalahan Branding Bisnis yang Sering Terjadi?
Perlu diingat bahwa branding adalah investasi jangka panjang yang akan menentukan bagaimana pelanggan memandang bisnismu. Oleh karenanya, penting untuk menghindari kesalahan fatal yang dapat merusak reputasi brand dan fokus pada membangun brand yang kuat, konsisten, dan relevan dengan target audiens. Melansir laman Forbes, berikut beberapa kesalahan yang sering terjadi pada branding bisnis:
1. Nggak Punya Identitas Brand yang Jelas
Kesalahan pertama yang sering terjadi adalah nggak punya identitas brand yang kuat dan jelas. Identitas brand mencakup logo, warna, font, tone of voice, hingga nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada konsumen. Tanpa identitas yang konsisten, konsumen akan kesulitan mengenali dan mengingat brand kamu.
Contoh kasus: Sebuah bisnis skincare lokal memiliki produk berkualitas, tapi desain kemasannya selalu berubah setiap bulan. Hal ini membuat konsumen bingung dan nggak percaya bahwa brand tersebut profesional.
Solusi:
- Tentukan elemen visual dan tone of voice yang konsisten untuk brand.
- Buat brand guideline yang berisi panduan tentang bagaimana elemen-elemen ini digunakan di semua platform komunikasi.
- Pastikan semua tim, dari marketing hingga desain, memahami dan mematuhi guideline tersebut.
2. Gagal Memahami Target Audiens
Brand yang sukses adalah brand yang memahami kebutuhan, keinginan, dan masalah target audiensnya. Kesalahan umum adalah membuat kampanye branding berdasarkan asumsi tanpa melakukan riset yang mendalam.
Contoh kasus: Sebuah bisnis fashion mencoba menyasar pasar milenial, tetapi gaya komunikasinya terlalu formal dan terkesan kaku. Akibatnya, pesan nggak tersampaikan dengan baik.
Solusi:
- Lakukan riset pasar untuk memahami audiensmu secara mendalam. Gunakan tools seperti Google Analytics atau survei langsung.
- Buat persona audiens untuk membantu tim memahami siapa target mereka.
- Sesuaikan gaya komunikasi, produk, dan layanan dengan kebutuhan dan preferensi audiens.
Baca Juga: “Kenapa Brand Tidak Viral di Sosial Media? Ini 6 Alasannya!”
3. Mengabaikan Konsistensi di Media Sosial
Media sosial adalah salah satu platform utama untuk membangun branding saat ini. Tapi banyak bisnis yang mengabaikan pentingnya konsistensi di media sosial, baik dari segi visual, konten, maupun frekuensi posting.
Contoh kasus: Sebuah restoran sering memposting menu mereka di Instagram, tapi nggak punya jadwal yang teratur. Kadang-kadang, postingan terlihat profesional, tapi di lain waktu terkesan asal-asalan.
Solusi:
- Buat kalender konten untuk memastikan posting dilakukan secara rutin.
- Pastikan desain visual di media sosial sesuai dengan identitas brand.
- Gunakan tools seperti Canva atau Adobe Spark untuk menciptakan desain yang menarik.
- Libatkan audiens dengan interaksi yang konsisten, seperti membalas komentar atau mengadakan kuis.
4. Nggak Punya Value Proposition yang Jelas
Value proposition adalah alasan utama mengapa konsumen harus memilih brand kamu dibandingkan kompetitor. Banyak bisnis gagal menjelaskan apa yang membuat mereka berbeda dan mengapa produk atau layanan mereka layak dipilih.
Contoh kasus: Dua bisnis coffee shop berdiri di area yang sama. Salah satunya punya value proposition “Kopi organik dengan biji pilihan dari petani lokal,” sementara yang lain hanya menulis “Kopi enak.” Bisnis pertama jelas punya keunggulan yang lebih menarik.
Solusi:
- Identifikasi apa yang membuat brand-mu unik.
- Komunikasikan keunikan ini di semua materi promosi dan platform.
- Fokus pada manfaat yang ditawarkan kepada konsumen, bukan hanya fitur produk.
Tips Tambahan untuk Meningkatkan Branding Bisnis
Meskipun banyak kesalahan branding yang mungkin terjadi pada brand kamu, bukan berarti nggak ada solusi yang bantu memperbaikinya, bukan? Bahkan kami juga punya tips penting yang layak kamu ikuti agar brand semakin tepat sasaran dan menjadi top of mind bagi pelanggan. Berikut uraiannya:
- Gunakan storytelling: Ceritakan perjalanan brand kamu atau bagaimana produkmu dapat membantu konsumen. Ini menciptakan koneksi emosional.
- Manfaatkan testimoni: Ulasan dari konsumen dapat meningkatkan kepercayaan.
- Optimalkan SEO: Pastikan website dan konten online mudah ditemukan di mesin pencari.
- Investasi pada visual yang berkualitas: Foto dan video yang menarik dapat meningkatkan daya tarik brand kamu.
Dengan memperbaiki strategi branding, bisnismu bukan hanya akan lebih dikenal, tapi juga bisa meningkatkan revenue secara signifikan.
Jadi, begitulah beberapa kesalahan branding bisnis yang perlu dihindari. Ingat, branding bukan tugas yang bisa dilakukan asal-asalan. Kesalahan kecil pun bisa berdampak besar pada citra dan kepercayaan konsumen terhadap brand Anda. Dengan menghindari empat kesalahan branding bisnis di atas—tidak memiliki strategi yang jelas, kurang konsistensi, mengabaikan feedback, dan mengesampingkan digital branding—Anda dapat membangun brand yang kuat, relevan, dan auto dilirik di pasar.
Gimana? Udah paham apa yang harus kamu perbaiki pada branding bisnismu? Atau masih bingung? Tenang, kamu bisa menghubungi Momentum Branding Agency yang siap membantumu memaksimalkan branding strategy. Jadwalkan sesi 1 on 1 Brand Audit bareng Jasa Brand Consultant Momentum, agar tau strategi yang dibutuhkan oleh bisnismu, sehingga kamu bisa mengoptimalkan revenue bisnismu secara lebih strategis.