5 Cara Jualan Skincare Laris yang Bukan Hanya Jualan Produk
Industri skincare terus berkembang pesat dengan permintaan yang tinggi dari konsumen. Tapi banyak bisnis skincare kesulitan mencapai target penjualan. Sebagian besar hanya fokus menjual produk tanpa memperhatikan apa yang benar-benar diinginkan oleh pelanggan. Padahal, cara jualan skincare laris bukan sekadar menawarkan produk, tetapi juga menjual hasil, pengalaman, dan solusi.
Kalau kamu skincare owner atau corporate yang ingin meningkatkan revenue, artikel ini akan membahas 5 cara jualan skincare laris yang langsung bisa kamu terapkan. Yuk, simak strategi berikut!
Table of Contents
ToggleCara Jualan Skincare Laris yang Lebih dari Promosi Produk
Seperti yang telah disinggung di atas, terlihat bahwa skincare adalah produk dengan tingkat persaingan tinggi. Dengan menjual manfaat, membangun personal branding, fokus pada niche, dan memanfaatkan digital marketing, kamu nggak hanya meningkatkan penjualan tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih mendalam dengan pelanggan.
Ingat, menjual skincare yang laris bukan tentang memiliki produk terbaik saja. Ini juga tentang bagaimana kamu memahami dan menjawab kebutuhan pelanggan dengan cara yang unik dan relevan. Lantas kalau bukan jualan produk, bagaimana cara jualan skincare laris yang lebih efektif? Melansir laman Neil Patel, berikut 5 uraian lengkapnya:
1. Jual Manfaat, Bukan Produk
Pelanggan skincare sebenarnya mereka nggak beli produk kamu, tapi mereka beli solusi atas masalah kulit mereka. Fokuslah pada manfaat yang dapat diberikan produkmu, bukan hanya daftar bahan aktifnya.
Misalnya:
- Jangan hanya katakan, “Mengandung hyaluronic acid”. Jelaskan bahwa produkmu bisa memberikan hidrasi intens selama 24 jam untuk kulit yang lembap dan glowing.
- Gunakan storytelling dari pengalaman nyata pengguna yang berhasil, seperti sebelum dan sesudah memakai produk.
Tips praktis:
- Buat kampanye berbasis hasil, misalnya, “Dalam 7 hari, 95% pengguna kami melihat perbedaan!”.
- Optimalkan before-after testimonial di media sosial untuk membangun kepercayaan konsumen.
2. Bangun Personal Branding untuk Produk
Di era digital, konsumen ingin tahu siapa yang berada di balik produk skincare yang mereka beli. Bisnis skincare laris sering kali memiliki figur atau persona yang menjadi wajah dari brand mereka.
Contoh:
- Brand lokal seperti Scarlett sukses karena branding personal dari Felicya Angelista, yang menunjukkan bagaimana produknya digunakan dalam keseharian.
Cara membangun personal branding:
- Kalau kamu adalah pemilik bisnis, tunjukkan perjalananmu selama membangun brand.
- Atau, gunakan influencer atau brand ambassador yang bisa dipercaya untuk merepresentasikan produk.
Baca Juga: “No Overclaim, Ini 10 Cara Jualan Skincare dengan Aman!”
3. Tawarkan Solusi yang Spesifik untuk Niche Pasar
Jangan menjual produk skincare yang “untuk semua jenis kulit” tanpa fokus yang jelas. Produk dengan niche spesifik memiliki daya tarik lebih tinggi.
Contohnya:
- Fokus pada skincare untuk usia 30+ yang ingin mencegah penuaan dini.
- Skincare halal untuk pasar muslim.
- Produk ramah lingkungan untuk pecinta sustainability.
Bagaimana caranya?
- Lakukan riset pasar untuk memahami pain point spesifik target audiens.
- Sesuaikan pesan marketing dengan kebutuhan mereka, seperti kampanye “Solusi untuk Kulit Berminyak di Iklim Tropis”.
4. Maksimalkan Digital Marketing yang Tepat Sasaran
Digital marketing adalah senjata utama dalam meningkatkan awareness dan penjualan produk skincare. Namun, bukan berarti kamu harus menggunakan semua kanal sekaligus. Fokus pada platform yang sesuai dengan target pasar kamu. Jangan lupa, selalu analisis hasil kampanye untuk mengetahui mana yang bekerja paling baik.
Berikut 3 rekomendasi platform yang bisa digunakan untuk memaksimalkan digital marketing:
- Instagram dan TikTok: Cocok untuk konten edukasi dan tutorial. Gunakan video pendek untuk menunjukkan cara pakai produk.
- SEO dan Blog: Buat artikel yang menjawab pertanyaan calon pembeli, seperti “Cara menghilangkan bekas jerawat dengan aman”.
- Paid Ads: Optimalkan iklan berbayar di Facebook dan Google Ads dengan targeting yang relevan, seperti usia, jenis kelamin, dan minat.
5. Bangun Komunitas dan Edukasi Pelanggan
Skincare adalah industri yang sangat personal. Konsumen cenderung percaya pada brand yang nggak hanya menjual, tetapi juga mengedukasi. Membangun komunitas bisa menjadi cara yang ampuh untuk menarik loyalitas pelanggan.
Apa yang bisa dilakukan?
- Buat grup eksklusif di media sosial atau aplikasi chat untuk berbagi tips kecantikan.
- Adakan webinar atau live streaming edukasi, seperti cara memilih skincare yang aman sesuai jenis kulit.
- Libatkan pelanggan dalam proses pengembangan produk, misalnya, survei tentang formula atau kemasan baru.
Dengan adanya komunitas, kamu nggak hanya bisa meningkatkan loyalitas tetapi juga memberikan word-of-mouth marketing secara gratis. Sebagaimana promosi dari mulut ke mulut ini biasanya efektif.
Bagaimana? Masih galau sama omzet bisnis yang stagnan? Jangan lupa untuk ikuti 5 cara jualan skincare laris ini dan lihat bagaimana hasilnya dalam beberapa bulan ke depan. Dengan fokus pada solusi, branding, dan komunitas, kamu akan lebih mudah daalam membangun kepercayaan pelanggan yang menghasilkan penjualan berkelanjutan.
Tapi jika kamu bingung bagaimana cara menjangkau target pasar dan menghasilkan revenue dari bisnis skincare, hubungi saja Momentum, sebuah perusahaan branding agency yang siap mengoptimalkan penjualan bisnismu. Bahkan Jasa Brand Consultant Momentum siap menyediakan sesi 1 0n 1 Brand Audit untuk keperluan branding bisnis kamu hingga mencapai tujuan secara maksimal.