Cara Memilih Brand Archetype yang Bikin Brand Lebih Memikat
Sebagai business owner atau eksekutif di perusahaan, kamu pasti paham pentingnya membangun brand yang kuat dan memikat. Di tengah pasar yang kompetitif, membedakan diri dari kompetitor bukan cuma soal kualitas produk atau layanan, melainkan juga tentang bagaimana emosi dan cerita brand kamu disampaikan kepada audiens. Inilah peran penting dari brand archetype.
Brand archetype adalah konsep yang membantumu dalam membentuk karakter dan kepribadian brand sehingga lebih mudah dikenali, lebih berhubungan dengan audiens, dan akhirnya mampu membangun loyalty. Tapi, bagaimana cara memilih jenis arketipe yang tepat untuk brand-mu benar-benar beresonansi dengan target market dan meningkatkan revenue? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Table of Contents
ToggleApa Itu Brand Archetype?
Secara sederhana, brand archetype adalah kepribadian atau karakter khas yang dimiliki oleh sebuah brand. Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Carl Jung, seorang psikolog terkenal, yang mengidentifikasi 12 archetype universal yang sering muncul dalam cerita, mitos, dan kehidupan sehari-hari.
Dalam dunia branding, 12 archetype ini membantu brand menyampaikan cerita yang lebih emosional dan relatable. Berikut adalah 12 jenisnya yang umum digunakan:
- The Innocent – Menawarkan kebahagiaan dan optimisme. Contoh: Coca-Cola.
- The Explorer – Menggugah petualangan dan kebebasan. Contoh: Jeep.
- The Hero – Menginspirasi keberanian dan prestasi. Contoh: Nike.
- The Sage – Memberikan kebijaksanaan dan wawasan. Contoh: Google.
- The Creator – Merangsang kreativitas dan inovasi. Contoh: Adobe.
- The Ruler – Menekankan kontrol, eksklusivitas, dan kepemimpinan. Contoh: Mercedes-Benz.
- The Caregiver – Menawarkan kasih sayang dan perlindungan. Contoh: Johnson & Johnson.
- The Magician – Menghadirkan transformasi dan keajaiban. Contoh: Disney.
- The Outlaw – Menantang norma dan menciptakan perubahan. Contoh: Harley-Davidson.
- The Lover – Membangkitkan gairah dan kedekatan emosional. Contoh: Victoria’s Secret.
- The Jester – Membawa keceriaan dan hiburan. Contoh: M&M’s.
- The Everyman – Menawarkan keterhubungan dan kesederhanaan. Contoh: IKEA.
Dengan memahami arketipe ini, kamu bisa mulai memilih mana yang paling mencerminkan nilai dan misi brand-mu.
Kenapa Brand Archetype Penting Bagi Bisnismu?
Perlu diketahui bahwa menggunakan brand archetype bukan sekadar tren, tapi sebuah strategi branding yang powerful. Beberapa manfaatnya antara lain:
- Memudahkan brand storytelling – Dengan arketipe yang jelas, kamu bisa menciptakan narasi yang lebih kuat dan konsisten.
- Membangun koneksi emosional – Konsumen lebih mudah terhubung dengan brand yang memiliki kepribadian jelas.
- Membedakan dari kompetitor – Di tengah pasar yang penuh persaingan, memiliki arketipe membantu brand kamu tampil menonjol.
- Meningkatkan loyalitas konsumen – Brand dengan karakter yang konsisten lebih mudah mendapatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
Cara Memilih Brand Archetype yang Tepat
Memilih brand archetype yang tepat bukan cuma tentang mengikuti tren, tetapi memastikan brand kamu memiliki karakter yang autentik, konsisten, dan mudah diingat. Dengan archetype yang jelas, kamu bisa menciptakan koneksi emosional yang lebih dalam dengan audiens, membedakan diri dari kompetitor, dan pada akhirnya meningkatkan revenue secara signifikan.
Lalu, bagaimana cara memilih brand archetype yang sesuai dengan identitas brand? Melansir laman Hubspot, Berikut langkah-langkah yang diperlukan:
1. Kenali Nilai dan Visi Brand
Pertama, tanyakan pada dirimu sendiri: Apa nilai inti yang ingin disampaikan brand? Apa misi dan visi brand kamu di pasar? Jika brand berfokus pada inovasi dan kreativitas, maka The Creator bisa menjadi pilihan. Namun, jika fokusmu pada perlindungan pelanggan, maka The Caregiver lebih cocok.
2. Pahami Target Audiens
Siapa target audiens kamu? Apa yang mereka cari? Jika audiensmu menyukai kebebasan dan petualangan, The Explorer bisa menjadi pilihan tepat. Sementara itu, audiens yang mencari hiburan akan lebih terhubung dengan The Jester.
3. Evaluasi Kompetitor
Lihat bagaimana kompetitor memposisikan brand mereka. Pilih arketipe yang membantumu tampil berbeda namun tetap relevan dengan industri. Misalnya, jika kompetitormu kebanyakan menggunakan The Ruler, kamu bisa mencoba pendekatan The Magician atau The Hero untuk menciptakan diferensiasi.
Baca Juga: “Simak Cara Menentukan Brand Personality yang Kuat untuk Bisnismu!”
4. Konsistensi dalam Komunikasi
Setelah memilih arketipe, pastikan seluruh elemen brand – mulai dari desain visual, konten media sosial, hingga tone komunikasi – sesuai dengan karakter yang dipilih. Konsistensi adalah kunci agar brand archetype benar-benar efektif membangun persepsi audiens.
5. Tes dan Evaluasi
Setelah implementasi, lakukan evaluasi. Apakah audiens merespons positif? Apakah koneksi emosional dengan brand semakin kuat? Jangan ragu untuk menyesuaikan strategi jika diperlukan.
Contoh Brand Archetype yang Sukses
Berikut adalah contoh sukses penggunaan brand archetype:
- Nike sebagai The Hero: Selalu menginspirasi audiens untuk “Just Do It” – mencapai potensi maksimal dan menaklukkan tantangan.
- Disney sebagai The Magician: Membawa keajaiban ke kehidupan nyata melalui cerita yang menginspirasi.
- IKEA sebagai The Everyman: Memberikan solusi furnitur berkualitas dengan harga terjangkau yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Jadi, sudah siap untuk memilih brand archetype yang paling cocok untuk brand-mu? Pastikan sebelumnya kamu sudah memahami nilai, audiens, dan pesan yang ingin disampaikan. Pastikan kamu nggak pernah mengubah brand identity supaya nggak mengganggu konsistensi dari brand archetype yang telah dibuat. Dengan begitu, brand kamu akan lebih mudah dikenal, promosi akan lebih maksimal, potensi peningkatan revenue lebih besar.
Tapi jika kamu masih bingung tentang brand archetype yang cocok untuk brand-mu, kamu bisa menghubungi Momentum Branding Agency yang siap membantumu meningkatkaneksistensi bisnis melalui analisa brand strategy yang sesuai dengan kebutuhan bisnismu melalui sesi 1 on 1 Brand Audit bareng Jasa Brand Consultant Momentum. Bahkan Momentum bisa sekaligus mengoptimalkan revenue bisnismu secara lebih strategis.